Sabtu, 31 Juli 2010

Badak Jawa Cula Satu


Siapa yang tahu nama hewan digambar ini?????

YapppZ ,,, betul sekali itu namanya Badak bercula satu.
Okey, dipostingan kali ini kita akan membahas tentang hewan yang satu ini.
Badak bercula satu adalah binatang terbesar di Jawa. Gak tanggung-tanggung, beratnya bisa mencapai 1,5 ton dan berkulit pucat.
Dulu badak hanya dikenal dari bagiann selatan Jawa Barat & dari gunung Slamet di Jawa Tengah, meskipun fosil yg masih ada ditemukan di sebelah utara Yogyakarta. Dua belas ekor badak Jawa terakhir yg terdapat di Sumatera ditembak oleh pemburu-pemburu Belanda antara tahun 1925-1930 & setelah itu seekor lagi ditembak di dekat Tasikmalaya pd thn 1934.Huuuuhh, kasihan sekali yaaa,,,Orang percaya sisa populasi badak Jawa sekarang hanya di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Badak Jawa adalah pemakan tunas & rerumputan. Badak memakan daun-daun muda, tunas-tunas &  ranting-ranting yang tumbuh di permukaan tanah. Terakhir tahun 1981, lima kakas badak Jawa ditemukan di TNUK & beberapa ekor banteng serta binatang peliharaan ditemukan mati. Perburuan & peracunan dinyatakan sebagai penyebabnya. Dan kematian badak dianggap karena badak tersebut harus berebut makanan dengan banteng, sehingga akhirnya memakan tumbuhan beracun (yang bilang ini adalah pak Soemandoyo 1984. Siapa beliau??? Saya juga nggak tahu,,, Hehehehehe). Banyak pihak mengusulkan pembuatan pagar untuk menjaga agar jenis binatang liar dan peliharaan tetap terpisah sejauh mungkin.
Heeemmmh,,,, temand-temand, badak ini juga bisa sakit lho… Penyakit yang paling mirip/tampaknya serupa dengan penyebab kematian badak adalah anthrax, sporanya dapat bertahan tidak aktif di dalam tanah selama berpuluh-puluh tahun, sehingga membuat banyak orang khawatir karena menunjukkan kerentanan satu-satunya populasi mamalia besar & terancam ini.
Sedangkan, pada tahun 1984 suatu program penangkapan badak Sumatera yang ‘malang’ dimulai dari Riau untuk program penangkaran di Amerika, Inggris dan Jakarta. Pada thn 1989 suatu rancangan komputer yang disebut “Analisis Kemampuan Hidup Populasi” dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari para pakar yang lebih mengenal jenis binatang ini. Ternyata, penurunan populasi disebabkan oleh erosi keragaman genetis dan kemungkinan adanya kepunahan serta karena setiap dua tahun satu ekor terhambat, setelah data tersebut dianalisis, disimpulkan bahwa program penangkaran badak Jawa perlu dilakukan, selain mengintensifkan perlindungannya di Ujung Kulon. Topik topik yang dipertimbangkan dalam analisis adalah kualitas & kuantitas makanan yg terdapat di berbagai tipe bentang lahan tersebut: Aksesibilitas bagi badak, ketersediaan air, kubangan berlumpur dan garam, tingkat penutup permukaan dan organisme mikro patogenik. Tiga topik pertama merupakan hal terpenting, perlu diperhatikan bahwa badak luar biasa mahir untuk melarikan diri dari manusia & semak-semak rotan yang tidak dapat dilalui manusia tampaknya hanya menimbulkan sedikit masalah bagi binatang tersebut.    

0 komentar:

Posting Komentar